Jejak-jejak Kecil Bersama JNE yang Menyusun Siapa Aku Hari Ini

Jejak-jejak Kecil Bersama JNE yang Menyusun Siapa Aku Hari Ini

Benar adanya kata-kata yang sering berseliweran dimedsos “Hal apapun akan dilakukan mahasiswa akhir selain mengerjakan skripsi.” Kalimat itu bukan sekadar candaan, karena nyatanya, aku pun sedang melakukannya. Di tengah kejaran deadline, jurnal ilmiah yang berserakan, dan aroma menyengat dari laboratorium yang tiap hari kusinggahi, aku ingin mencari ruang untuk bernapas. Sekadar menyelipkan sedikit kesenangan di antara tumpukan tanggung jawab yang terasa menyesakkan.


Dan di sanalah aku menemukan tempat pulangku sejenak, menulis cerita. Ada imajinasi yang bebas melompat ke sana ke mari, ada kalimat yang bisa kurangkai tanpa perlu takut salah uji statistik. Di kepala ini, berdesakan cerita yang menunggu dikeluarkan dan akhirnya, hari itu tiba. Hari di mana aku melihat postingan content competition dari JNE. Waktu itu, pikiranku langsung melesat cepat. “Wah, aku harus ikut ini!” Bukan hanya karena aku senang menulis, tapi karena aku juga langsung teringat momen masa maba ku yang mana JNE juga ikut andil dalam prosesnya.


Menemukan Diriku Lewat Sebuah Lomba dan Seporsi Dimsum

Awalnya, menjadi mahasiswa buatku hanya soal rutinitas. Masuk kelas, duduk, mendengarkan dosen, mengerjakan tugas, lalu pulang. Hidup berjalan datar, tak ada bayangan tentang pencapaian besar. Sampai suatu hari, seorang teman dari jurusan lain mengirim pesan. Ia mengajakku ikut lomba gagasan inovasi yang diselenggarakan oleh FPIK IPB. Aku sempat ragu, tapi ia terus membujukku dan entah mengapa aku akhirnya mengiyakannya.


Tim kami yang terdiri dari empat orang mengajukan judul “Suplementasi Spirulina (Arthrospira sp.) dalam Pembuatan Dimsum Lele Kaya Protein sebagai Upaya Mengatasi Permasalahan Stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta”. Kami ingin memperkenalkan spirulina sebagai superfood yang layak dikenal luas, sekaligus menghadirkan inovasi pada olahan lele agar tidak hanya berujung olahan itu-itu saja. Prosesnya penuh diskusi, begadang, dan revisi berkali-kali. Singkat cerita, pengumuman pemenang itupun datang, kami meraih Juara 2. Bahagia? Tentu, bahkan sangat bangga karena nama kami dipajang di postingan akun Instagram departemen @perikanan.ugm sebagai mahasiswa berprestasi.



Hari H Lomba Gagasan Inovasi IPB


Tetapi ada sesuatu yang terasa mengganjal di hati. Kami mulai bertanya: “Masa iya ide ini cuma berhenti di atas kertas?” Rasa penasaran itulah yang mendorong kami melangkah lebih jauh. Kami memutuskan untuk mengikuti Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2023 yang diselenggarakan UGM. Program itu memberi peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnisnya. Prosesnya tidak mudah. Proposal harus disusun secara matang, mengikuti wawancara, lalu mendemokan produk. Tapi akhirnya, usaha kami terbayarkan. Pendanaan sebesar 3 juta rupiah didapat untuk memulai usaha yang diberi nama Spirufood. Terinspirasi dari spirulina yang dikreasikan sebagai campuran pada kulit dimsum.


Akun Instagram Spirufood @spiru.food


Namun, seperti yang sering orang bilang, “Membayangkan itu mudah, mewujudkannya yang sulit.” Kami mulai menghadapi berbagai masalah. Jadwal kuliah yang berbeda-beda, keterbatasan tempat produksi, dan pengalaman bisnis yang nyaris nol. Cekcok antar anggota jadi makanan sehari-hari. Beda pendapat, ego, waktu yang tidak pernah sejalan, semuanya kami alami. Justru dari sanalah kami belajar bahwa tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan kehendak kita. Kami belajar mendengarkan, memahami, dan menyelesaikan masalah bersama. Usaha ini tidak hanya mengajarkan soal bisnis, tapi juga soal menjadi manusia yang lebih baik.


Selalu Ada Masalah di Setiap Langkah, Tetapi JNE Membuatnya Lebih Mudah


Kegiatan Bazar di Festival Karakter UGM


Pelan-pelan, Spirufood mulai berjalan. Kami membuka sistem pre-order karena keterbatasan waktu dan tenaga. Ternyata, sambutan pasar cukup mengejutkan. Bahkan, dosen kami sendiri pernah memesan dalam jumlah besar. Kami pun mulai aktif mengikuti bazar kampus untuk mengenalkan Spirufood lebih luas. Pemasaran yang awalnya hanya sebatas obrolan mulut ke mulut dan unggahan sederhana di media sosial perlahan mulai membuahkan hasil. Materi dari pelatihan PMW benar-benar membantu kami dalam membangun branding. Permintaan pun mulai berdatangan, bukan hanya dari teman kampus, tapi juga dari luar kota.


Masalah baru pun muncul. Produk Spirufood cukup rentan basi. Untuk menjaga kualitas, kami harus mengirimnya dalam bentuk frozen food yang bisa bertahan hingga 2 hari. Artinya, kami butuh jasa pengiriman yang cepat, aman, dan bisa diandalkan. Kami mulai mencari, membandingkan, dan membaca ulasan demi ulasan. Sampai akhirnya, perhatian tertuju pada satu nama yang sudah tidak asing, JNE. Logo biru dan merahnya seakan menyapa. Dan yang paling menarik adalah layanan JNE YES (Yakin Esok Sampai). Layanan ini menjanjikan pengiriman dalam waktu 1 hari, dan jika terlambat ada garansi uang kembali.


Pengiriman pertama ke luar kota pun dilakukan lewat JNE. Deg-degan? Tentu. Tapi begitu pelanggan mengabari bahwa paket sampai tepat waktu dalam kondisi yang masih terjaga, kami benar-benar lega. Rasanya seperti menemukan partner yang tahu betul ritme dan kebutuhan kami. Sejak saat itu, kami tak ragu lagi. JNE menjadi pilihan utama untuk semua pengiriman luar kota. Tak hanya karena kecepatannya, tapi juga karena cabangnya yang banyak dan harganya yang masih masuk akal bagi kami yang usahanya masih merangkak.


Dimsum Frozen Food yang Siap di Kirim


Bagi bisnis kecil ini, kehadiran JNE sangat berarti. Membantu menjangkau lebih banyak pelanggan, memperluas pasar, dan tetap menjaga kepercayaan yang sudah dibangun. Di tengah keterbatasan dan kesibukan kami, JNE selalu hadir menjadi bagian penting dari perjalanan usaha kecil ini agar bisa terus bertumbuh. Terima kasih JNE, karena sudah sat set mengirim paket Spirufood.


Last but Not Least, JNE Selalu Ada Membersamai Langkah Kecilku

Seiring berjalannya waktu, kami yang dulu rutin memproduksi dimsum spirulina harus terpisah karena magang di kota berbeda. Usaha pun terpaksa berhenti sementara. Tetapi, kisahku bersama JNE tidak berhenti di sana. Saat menjalani program magang MBKM di Bali, jauh dari keluarga yang berada di Yogyakarta, aku kembali merasakan betapa pentingnya kehadiran layanan pengiriman yang bisa diandalkan. Saat jas laboratorium tertinggal di rumah atau kiriman kecil penuh kasih dari ibu, JNE selalu menjadi perantara yang setia. Bahkan untuk pengiriman barang-barang besar aku percaya pada JNE Trucking (JTR).


Kini, ketika mengingat kembali masa-masa itu, aku hanya bisa tersenyum. Siapa sangka, di balik sepotong dimsum dan sekotak kiriman ada cerita tentang kerja keras, pertemanan, dan perjalanan menemukan jati diri. Dan di sepanjang perjalanan itu, dari lomba pertama, usaha kecil, sampai hari-hari magang yang padat, JNE selalu hadir diam-diam menjadi bagian penting yang membantu segalanya berjalan lebih mudah.


Terima kasih, JNE. Telah setia menjadi bagian dari cerita kecil yang sangat berarti ini.


#JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpaBatas

0 komentar:

Posting Komentar

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda